Tanpa banyak dipublikasikan sebelumnya, ternyata burung terlangka dunia jenis Cairina scutulata (Mentok Rimba) ditemukan di kawasan Semenanjung Kampar. Di dunia burung ini sangat langka karena populasinya hanya 600 ekor saja.
Hal itu diungkapkan Manager Water Management Martti Matikanen PT RAPP saat memberikan keterangan kepada wartawan berbagai hal tentang Semenanjung Kampar, pekan lalu di Hotel Labersa, Kampar. Menurut dia, keberadaan burung tersebut akan terus dijaga karena merupakan jenis langka di dunia.
Mentok Rimba atau dalam nama ilmiahnya Cairina scutulata adalah sejenis burung dari keluarga bebek (suku Anatidae). Spesies ini termasuk salah satu burung air yang paling langka dan terancam punah di dunia. Mentok Rimba juga dikenal dengan beberapa nama seperti Serati, Mentok Hutan, Bebek Hutan atau Angsa Hutan. Dalam bahasa Inggris spesies ini dikenal sebagai White-winged Wood Duck.
Berbentuk mirip dengan mentok peliharaan (Cairina moschata), Mentok Rimba memiliki panjang tubuh (dari paruh hingga ke ujung ekor) sekitar 75 cm.
Tubuh umumnya berwarna gelap atau kehitaman, dengan sisi bawah sayap (ketika terbang) berwarna putih. Kepala dan leher putih, terkadang dengan bintik-bintik kehitaman. Paruh dan kaki kekuningan atau jingga kusam. Tidak seperti mentok peliharaan, tak ada lingkaran merah di sekeliling mata.
Seperti namanya, Mentok Rimba terutama menghuni hutan-hutan rawa dengan kolam-kolam yang dangkal.
Mentok Rimba adalah omnivora, memangsa aneka macam termasuk tumbuhan air seperti Hydrilla, siput, ikan-ikan kecil, cacing, serangga dan laba-laba ai
Dia mengatakan, di kawasan Semenanjung Kampar jumlah buruh tersebut diperkirakan hanya beberapa ekor saja. "Burung ini cukup unik, karena mereka selain bisa terbang juga bisa menyelam di air, termasuk anak-anaknya," ungkap pria asal Finlandia.
Di dunia burung ini sudah lama dilingkungi karena jumlahnya yang sangat langka tersebut. "Kita merasa sangat bangga karena ternyata di daerah ini juga ditemukan burung langka tersebut, sehingga dengan adanya kawasan HTI ini diharapkan burung-burung tersebut bisa lebih berkembang," tambah dia lagi.
Dikatakannya, selain ditemukannya burung langka, juga ditemukan berbagai jenis ikan yang bernilai sangat ekonomis. Ini merupakan hasil dari program ekohidrologi yang dikembangkan RAPP. "Kita bisa menyalurkan hobi memancing, karena disana juga banyak ikannya," tambah dia lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar