Warga Tanzania menyeberangi jalan yang terendam banjir di Dar es Salaam,
Tanzania. AP Photo/Khalfan Said
Banjir terburuk sepanjang 50 tahun melanda ibu kota Tazania, Dar es Salaam. "Tragedi ini mewaskan sedikitnya 23 orang dan menyebabkan 4.909 orang kehilangan tempat tinggal, kata Meck Sadick, Wali Kota Dar es Salaam, kepada kantor berita AFP, Kamis, 22 Desember 2011 seraya menyebutkan bahwa jumlah korban kemungkinan bertambah.
Akibat amuk air bah, pusat-pusat bisnis tutup dan ribuan orang mengungsi, meninggalkan rumah mereka karena hampir seluruh sudut kota terendam air.
"Pada 1954, Dar es Salaam diguyur hujan deras," kata Agnes Kijazi, Direktur Badan Meteorologi Tanzania dalam acara jumpa pers menyusul hujan lebat yang melanda ibu kota selama beberapa hari.
Philippe Poinsot, Direktur Negara untuk UNDP, mengatakan kepada Radio PBB, masih terlalu dini menyebutkan kebutuhan para korban banjir. "Kami sekarang ini menjalin hubungan dengan pemerintah dan organisasi sosial lainnya, seperti Palang Merah. Kami siap menjembatani kebutuhan mereka."
"Yang kami butuhkan sementara ini adalah tenda dan selimut, serta beberapa ransum makanan kering siap santap. Namun, pemerintah Tanzania telah bergerak cepat membatu korban banjir."
Presiden Tanzania Jakaya Kikwete mengunjungi kamp-kamp pengungsi korban banjir dan mendesak warga yang tinggal di daerah-daerah rawan banjir untuk segera meninggalkan rumah mereka.
"Banjir selalu merendam daerah-daerah dataran rendah. Oleh sebab itu, solusinya adalah harus mengosongkan daerah tersebut dari penduduk," ujarnya.
Akibat amuk air bah, pusat-pusat bisnis tutup dan ribuan orang mengungsi, meninggalkan rumah mereka karena hampir seluruh sudut kota terendam air.
"Pada 1954, Dar es Salaam diguyur hujan deras," kata Agnes Kijazi, Direktur Badan Meteorologi Tanzania dalam acara jumpa pers menyusul hujan lebat yang melanda ibu kota selama beberapa hari.
Philippe Poinsot, Direktur Negara untuk UNDP, mengatakan kepada Radio PBB, masih terlalu dini menyebutkan kebutuhan para korban banjir. "Kami sekarang ini menjalin hubungan dengan pemerintah dan organisasi sosial lainnya, seperti Palang Merah. Kami siap menjembatani kebutuhan mereka."
"Yang kami butuhkan sementara ini adalah tenda dan selimut, serta beberapa ransum makanan kering siap santap. Namun, pemerintah Tanzania telah bergerak cepat membatu korban banjir."
Presiden Tanzania Jakaya Kikwete mengunjungi kamp-kamp pengungsi korban banjir dan mendesak warga yang tinggal di daerah-daerah rawan banjir untuk segera meninggalkan rumah mereka.
"Banjir selalu merendam daerah-daerah dataran rendah. Oleh sebab itu, solusinya adalah harus mengosongkan daerah tersebut dari penduduk," ujarnya.
http://www.tempo.co/read/news/2011/12/23/119373402/Tanzania-Dilanda-Banjir-Sedikitnya-23-Tewas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar